Makalah ADHD (ATTENTION DEFICIT HYPERACTIVITY DISORDER)
PAPER PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
ADHD
(ATTENTION DEFICIT HYPERACTIVITY
DISORDER)
Oleh :
Ardi Wibowo (121134018)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
A.
Definisi ADHD
ADHD merupakan kependekan dari Attention Deficit Hyperactivity Disorder
atau yang dalam bahasa Indonesia ADHD
berarti gangguan pemusatan pehatian disertai hiperaktif. Sebelumnya ada istilah
lain yaitu ADD (Attention Deficit
Disorder) atau ada yang menulis dengan ADD/H. Maksud dari setiap penulisan
istilah tersebut sebenarnya sama. Dalam bahasa Indonesia ditulis menjadi GPP/H
(Gangguan Pemusatan Perhatian dengan/tanpa Hiperaktif). Istilah ini memberikan gambaran tentang suatu
kondisi medis yang disahkan secara internasional mencakup disfungsi otak, di
mana individu mengalami kesulitan dalam mengendalikan impuls, menghambat
perilaku, dan tidak medukung rentang perhatian mereka. Secara
umum ADHD menjelaskan kondisi yang memperlihatkan ciri kurang konsentrasi,
hiperaktif, dan implusif yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan sebagian
besar aktivitas mereka. ADHD merupakan suatu gangguan kronis (menahun) yang
dapat dimulai pada masa bayi dan dapat berlanjut sampai dengan dewasa.
Ciri-ciri utama:
·
Rentang perhatian yang kurang
·
Impulsivitas yang berlebihan, dan
·
Adanya hiperaktivitas
Gejala-gejala ‘rentang perhatian
yang kurang’ meliputi:
·
Gerakan yang kacau
·
Cepat lupa
·
Mudah bingung
·
Kesulitan dalam mencurahkan perhatian
terhadap tugas-tugas atau kegiatan bermain
Gejala-gejala ‘impulsivitas’ dan
‘perilaku hiperaktif’ meliputi:
·
Emosi gelisah
·
Mengalami kesulitan bermain dengan
tenang
·
Mengganggu anak lain
·
Selalu bergerak
Anak usia sekolah di Amerika Serikat
mengalami ADHD dengan rasio 3-5:1 (anak laki-laki:anak perempuan). Dalam
penelitian yang dilakukan oleh Brento pada tahun 1999 (dalam MIF Baihaqi dan M.
Sugiarmin) juga menyebutkan bahwa ADHD lebih banyak dialami oleh anak laki-laki
dibandingkan dengan anak perempuan.
B.
Karakteristik
ADHD
Kriteria ADHD dari DSM IV (1994)
Berikut
ini kriteria ADHD berdasar Diagnostic Statistical Manual.
A1. KURANG PERHATIAN
Pada kriteria ini penderita ADHD paling sedikit mengalami 6 atau lebih dari gejala-gejala berikutnya, dan berlangsung paling sedikit 6 bulan,
1. Seringkali gagal memperhatikan baik-baik terhadap sesuatu yang detail atau membuat kesalahan yang sembrono dalam pekerjaan sekolah dan kegiatan-kegiatan lainnya.
2. Seringkali mengalami kesulitan memusatkan perhatian terhadap tugas-tugas atau kegiatan bermain
3. Seringkali tidak mendengarkan jika diajak bicara secara langsung
4. Seringkali tidak mengikuti instruksi dan gagal dalam menyelesaikan pekerjaan sekolah (bukan disebbkan karena perilaku melawan atau kegagalan untuk mengerti instruksi)
5. Seringkali mengalami kesulitan dalam menjalankan tugas dan kegiatan
6. Seringkali kehilangan barang/benda penting untuk tugas-tugas dan kegiatan, misalnya kehilangan permanan;kehilangan tugas sekolah;kehilangan pensil, buku, dan alat tulis lain.
7. Sering menghindari, tidak menyukai atau enggan untuk melaksanakan tugas-tugas yang membutuhkan usaha mental ang ddukung, seperti menyelesaikan pekerjaan sekolah atau pekerjaan rumah
8. Seringkali bingung/terganggu oleh rangsangan dari luar
9. Seringkali lekas lupa dalam menyelesaikan kegiatan sehari-hari
Pada kriteria ini penderita ADHD paling sedikit mengalami 6 atau lebih dari gejala-gejala berikutnya, dan berlangsung paling sedikit 6 bulan,
1. Seringkali gagal memperhatikan baik-baik terhadap sesuatu yang detail atau membuat kesalahan yang sembrono dalam pekerjaan sekolah dan kegiatan-kegiatan lainnya.
2. Seringkali mengalami kesulitan memusatkan perhatian terhadap tugas-tugas atau kegiatan bermain
3. Seringkali tidak mendengarkan jika diajak bicara secara langsung
4. Seringkali tidak mengikuti instruksi dan gagal dalam menyelesaikan pekerjaan sekolah (bukan disebbkan karena perilaku melawan atau kegagalan untuk mengerti instruksi)
5. Seringkali mengalami kesulitan dalam menjalankan tugas dan kegiatan
6. Seringkali kehilangan barang/benda penting untuk tugas-tugas dan kegiatan, misalnya kehilangan permanan;kehilangan tugas sekolah;kehilangan pensil, buku, dan alat tulis lain.
7. Sering menghindari, tidak menyukai atau enggan untuk melaksanakan tugas-tugas yang membutuhkan usaha mental ang ddukung, seperti menyelesaikan pekerjaan sekolah atau pekerjaan rumah
8. Seringkali bingung/terganggu oleh rangsangan dari luar
9. Seringkali lekas lupa dalam menyelesaikan kegiatan sehari-hari
A2.HIPERKAKTIFITAS
IMPULSIFITAS
Paling sedikit 6 atau lebih gejala-gejala hiperaktivitas impulsifitas berikutnya bertahan selama paling sedikit 6 bulan sampai dengan tingkatan yang maladaptif dan dengan tingkat perkembangan.
Paling sedikit 6 atau lebih gejala-gejala hiperaktivitas impulsifitas berikutnya bertahan selama paling sedikit 6 bulan sampai dengan tingkatan yang maladaptif dan dengan tingkat perkembangan.
Hiperaktivitas
1. Seringkali gelisah dengan tangan
atau kaki mereka, dan sering menggeliat di kursi,
2. Sering meninggalkan
tempat duduk di dalam kelas atau dalam situasi lainnya di mana diharapkan agar anak tetap duduk,
3. Sering berlarian atau naik-naik
secara berlebihan dalam situasi dimana hal ini tidak tepat.
4. Sering mengalami kesulitan dalam bermain atau
terlibat dalam kegiatan senggang secara tenang,
5. Sering 'bergerak' atau bertindak seolah-olah dikendalikan oleh motor, dan
6. Sering berbicara berlebihan.
Implusifitas
a. Mereka
sering memberi jawaban sebelum pertanyaan selesai.
b. Mereka
sering mengalami kesulitan menanti giliran.
c. Mereka
sering menginterupsi atau mengganggu orang lain, misalnya memotong pembicaraan
atau permainan.
B. Beberapa
gejala hiperaktivitas impulsifitas atau kurang perhatian yang menyebabkan
gangguan muncul sebelum
anak berusia 7 tahun.
C. Ada suatu gangguan di satu atau lebih situasi.
D. Harus ada gangguan yang secara klinis, signifikan dalam fungsi sosial, akademik, atau pekerjaan.
E. Gejala terjadi karena bukan
gangguan zkizofrenia, psikotik atau gangguan mental
C.
Penyebab ADHD
ADHD tidak dapat diidentifikasi secara
fisik dengan X-ray atau laboratorium.ADHD hanya dapat dilihat dari perilaku
yang sangat kentara pada diri anak ADHD. Mengapa demikian? Karena ADHD adalah
istilah yang digunakan untuk menggambarkan beberapa pola perilaku yang sulit
dibedakan di antara anak-anak yang kelak suatu hari ditemukan perbedaan beserta
penyebabya.
Sebuah laporan yang ditulis pada 1987
daam kongres Amerika Serikat yang disebabkan oleh Inter-Agency of Learning
Disabilities menerangkan, bahwa sebab-sebab ADHD ada kaitannya dengan
gangguan fungsi neurologis khususnya gangguan di dalam otak yang mencakup aspek
neurologis dari nerotransnitter. Sayangnya, para peneliti kurang mengerti
dengan jelas mekanisme khusus mengenai bahan kimia neurotransmitter ini.
Ternyata neurotransmitter dapat mempengaruhi perhatian, pengendalian impuls,
dan tingkat aktivitas anak.
Berbagai virus, zat-zat kimia berbahaya
yang banyak dijumpai di lingkungan sekitar, maupun di luar rumah dalam bentuk
limbah pabrik, faktor genetika dari salah satu orang tua atau genetika kedua
orang tua, masalah selama kehamilan ibu pada saat kelahiran, atau apa saja yang
dapat menimbulkan kerusakan perkembangan otak berperan penting sebagai faktor
penyebab ADHD.
Seperti ibu-ibu merokok, minum-minuman
beralkohol, atau mengonsumsi obat-obatan yang tidak tepat selama kehamilan
dapat menimbulkan dampak negatif pada bayi yang sedang dikandungnya. Hal ini
didukung oleh penemuan yang menyatakan, bahwa ada keterkaitan antara merokok
selama kehamilan dan ADHD (Kotimaa,dkk.,2003;Linnet,dkk.,2003). Pemakaian yang
berlebihan terhadap alkohol sebelum melahirkan dapat juga berdampak pada
inatensi, hiperaktif, impulsivitas, serta keterhambatan dalam pembelajaran dan
perilaku (Mick, Biderman, Faraone,
Sayer, dan Kleinman,2002).
Ada juga bukti yang menyatakan, bahwa
ibu dari anak-anak ADHD ternyata menggunakan alkohol, rokok, dan obat-obatan
yang berlebihan dibandingkan orang tua yang terkontrol hidupnya meskipun ketika
mereka sedang tidak hamil (Mick,dkk.,2002).
Kerap kali, penggunaan obat-obatan terlarang oleh orang tua dikaitkan dengan
ingkungan rumah yang semrawut, baik sebelummelahirkan maupun sesudah. Dengan
demikian, sulit bagi si pengguna, khususnya ibu hamil untk melepaskan pengaruh
kekerasan yang diakibatkan obat-obatan terlarang dan faktor lain. Penggunaan
obat-obatan lain selama kehamilan, seperti kokain an ganja dapat mempengaruhi
perkembangan normal otak dan mengakibatkan kemungkinan yang sangat besar untuk
terjadinya ADHD ataupun ganguan lain(Weissman,dkk.,1999).
ADHD
disebabkan oleh berbagai macam faktor. Faktor yang berpengaruh teradap ADHD,
yaitu faktor genetika, neurobiologis, diet, alergi, dan zat timah.
1. Faktor genetik
Beberapa bukti
penelitian menyatakan, bahwa faktor genetika adalah faktor penting dalam
memunculkan perilaku ADHD (Kuntsi dan Stevenson,2000;Tannock,1998)
l ADHD terjadi dalam
keluarga
Satu Pertiga
dari anggota keluarga anak ADHD memiliki gangguan
(Farone,dkk.,2000;Smalley,dkk.,2000). Jadi, jika orang tua mengidap ADHD,
anak-anaknya memiliki resiko ADHD sebesar 60% (Biederman,dkk.,1995).
l Studi pada anak adopsi
Angka ADHD
mendekati tiga kali lebih banyak terjadi pada keturunan langsung daripada
adopsi (Sprich, Biederman, Crawford, Mundy, dan France, 2000).
l Studi pada anak kembar
Pada anak
kembar, jika salah satu anak, yaitu sekitar 70-80% mengidap ADHD (Levy dan
Hay,2001;Thapar,2003).
l Studi gen khusus
Analisis
molekul genetika menyatakan, bahwa gen-gen tertentu dapat menyebabkan ADHD pada
anak (Faraone,dkk.,1992). Utamanya adalah gen-gen dalam sistem dopaminergik dan
adrenergik dengan dua alasan. Pertama, struktur otak pada anak ADHD
penuh dengan innervasi dopamin. Kedua, terapi medis yang meredakan
simtom-simtom ADHD. Pada dasarnya, terapi ini bertujuan menghentikan saluran
dopmain (DAT1), reseptor pada neuron pre-sinaptik berperan sebagai pengurai dopmain
yang menyebabkan peningkatan kekuatan dopmain dalam sinaptik. Karena
organ-organ resptor diarahkan oleh gen-gen ini, gen pembawa atau penerima
dopamin adalah pelaku yag paling berpeluang melakukan semua itu. Hingga saat
ini, beberapa penemuan mengenai keterkaitan antara gen pembawa dopmain dan ADHD
telah digabung (Cook,dkk.,Gill, Daly, Heron, Hawi, dan Fitzgerald, 1997).
2. Faktor neurobiologis
Dalam
beberapa penemuan tentang neurobiologis, terdapat kesamaan ciri dengan anak
yang mengalami ADHD dengan kerusakan fungsi lobus
prefrontl. Melalui MRI (pemeriksaan otak dengan teknologi tinggi)
menunjukan ada ketidaknormalan pada bagian otak depan. Bagian ini meliputi
korteks prefrontal yang saling berhubungan dengan bagian dalam bawah korteks
serebal secara kolektif dikenal sebagai basal
ganglia. Bagian otak ini berhubungan dengan atensi, fungsi eksekutif,
penundaan respon, dan organisai respon. Kerusakan-kerusakan daerah ini
memunculkan ciri-ciri serupa dengan ciri-ciri pada ADHD. Informasi lain bahwa
anak ADHD mempunyai korteks prefrontal
lebih baik dibanding anak tidak ADHD.
D.
Tipe ADHD
Sekarang ini anak ADHD dibedakan ke
dalam tiga tipe. Pertama, Tipe ADHD gabungan,. Kedua tipe ADHD kurang
memperhatikan dan hiperaktif implusif. Ketiga, tipe ADHD hiperaktif implusif.
1. Tipe ADHD gabungan
Untuk megetahui ADHD tipe ini, dapat dideteksi
oleh adanya paling sedikit 6 diantara 9 kriteria untuk perhatian, ditambah
paling sedikit 6 di antara 9 kriteria untuk hiperaktivitas implusifitas.
Munculnya enam gejala tersebut berkali-kali sampai dengan tingkat yang
signifikan disertai adanya beberapa bukti, antara lan sebagai berikut.
1)
Gejala-gejala
tersebut tampak sebelum anak mencapai usia 7 tahun.
2)
Gejala-gejala
diwujudkan pada paling sedikit dua setting yang berbeda.
3)
Gejala yang
muncul menyebabkan hambatan yang signifikan dalam kemampuan akademik.
4)
Gangguan ini
tidak dapat dijelaskan dengan lebih baik oleh kondisi psikologi atau psikiatri
lainnya.
2. Tipe ADHD kurang memerhatikan dan Tipe ADHD hiperaktif implusif
Untuk mengetahui ADHD tipe ini, dapat didiagnosis
oleh adanya paling sedikit 6 di antara 9 gejala untuk 'perhatian' dan mengakui
bahwa individu-individu tertentu mengalami sikap kurang memerhatikan yang
mendalam tanpa hiperaktivitas / implusifitas. Hal ini merupakan salah satu
alasan mengapa dalam beberapa buku teks, kita menemukan ADHD ditulis dengan
garis -AD/HD. Hal ini membedakan bahwa 'ADHD kurang memerhatikan dari jenis
ketiga yang dikenal dengan tipe hiperaktif implusif.
3. Tipe ADHD hiperaktif implusif
Tipe ketiga ini menuntut sedikit 6 di antara 9
gejala yang terdaftar pada bagian hiperaktif implufisitas. Tipe 'ADHD kurang
memperhatikan' ini mengacu pada anak-anak yang mengalami kesulitan lebih besar
dengan memori (ingatan) mereka dan kecepatan motor perseptual(persepsi gerak),
cenerung untuk melamun, dan kerap kali menyendiri secara sosial.
E.
Pendampingan
Anak ADHD
Karena anak ADHD ini merupakan anak
yang berbeda dari yang lain, dengan ini dibutuhkan sebuah pendampingan dan
ketangguhan orang tua dan guru di sekolah untuk memahami, membaca, dan terus
mempelajari perkembangan anak, serta selanjutnya menyikapi dan mengembangkan
aspek-aspek kelebihan anak.
Sebagai
orang tua yang setiap harinya pasti akan selalu bertemu dan bersama anaknya,
hal yang harus dilakukan untuk mendampingi anaknya yang menderita ADHD ini
yaitu dengan :
1. Bersikap Sabar
Sikap
yang paling menentukan dalam menghadapi anak berkebutuhan khusus adalah sabar.
Mudah memang mengucapkannya, namun tidak semua orang mampu menguasainya. Dalam
masalah psikologi, sabar adalah modal utama dalam mengasuh anak berkebutuhan
khusus, termasuk ADHD. Selain itu juga, kita harus pandai menyikapi tingkah
laku yang menyimpang dari anak tersebut untuk selanjutnya kita arahkan pada hal
yang positif.
2. Bersikap Jeli
Orang
tua harus jeli menyikapi perilaku-perilaku yang menyimpang karena anak
berkebutuhan khusus hanya mapu melakukan tanpa memikirkan akibatnya. Jika orang
tua jeli, semua yang diutarakan dan dilakukannya adalah suatu ungkapan dan
keinginan untuk kesenangan.
3. Bersikap Kreatif
Misalnya
untuk melatih konsentrasinya, orang tua bisa memebelikan manik-manik dengan
ukuran besar. Dan orang tua memberikan sebuah contoh dalam pembuatan tasbih,
hal ini akan membat anak melakukan membuat tasbih.
4. Bersikap Tanggap
Hal
penting lainnya adalah tanggap terhadap keinginan, ungkapan, atau perilaku
anak. Sifat anak berkebutuhan khusus rata-rata cepat meniru, terutama
penyimpangan-penyimpangan, walaupun hanya melihat atau mendengar sekilas.
Selain pendampingan yang dilakukan
oleh orang tua di rumah. Di sekolah, guru juga harus melakukan pendampingan
untuk mengatasi anak ADHD seperti :
1. Menghilangkan atau mengurangi tingkah laku yang tidak dikehendaki
Contoh tingkah laku yang tidak
dikehendaki adalah seorang anak keluar tempat duduk sembarang waktu,
melempar-lempar pensil teman ke jendela, berjalan-jalan di kelas,
berteriak-teriak di kelas, dan sebagainya. Di sini guru harus bisa mencari
alasan mengapa anak melakukan tingkah laku yang tidak dikehendaki. Beberapa
alasannya adalah anak membutuhkan perhatian, merasa bosan, keinginan bergerak,
ingin mengetahui sesuatu, ingin bebas dari udara apek, dan sebagainya.
Langkah pertama adalah menghilangkan
alasan-alasan tersebut dengan cara memberikan perhatian, mengubah kegiatan,
atau membuka jendela kelas. Jika teknik ini tidak memberikan hasil yang tidak
diharapkan, pilihlah teknik lain yang paling tepat dari teknik-teknik berikut
ini.
A. Ekstingsi (extinctio)
Suatu tingkah laku cenderung akan
diulangi jika mendapat respon. Oleh karena itu, jika tingkah laku tersebut
tidak dikehendaki jangan direspon sampai anak menghentikannya. Contohnya anak
yang mengganggu dan tetap diabaikan kaang-kadang ia bosan atas tingkah lakunya
atau sadar karena guru dan teman-temannya tidak terpancing, kemudan dia akan
berhenti bertingkah laku mengangu.
B. Setiasi (Satiation)
Setiasi berupaya menghilangkan alasan
yang menghasilkan tingkah laku yang tidak dikehendaki. Misalnya, dengan
memberikan perhatian sebelum anak menuntut perhatian, segera mengalihkan
kegiatan pada kegiatan lain sebelum bosan. Contohnya, anak yang suka
berteriak-berteriak di kelas, mintalah anak tersebut untuk berteriak terus.
C. Pemberian hukuman
Pemberian hukuman, terutama hukuman
fisik hanya akan mengurangi perilaku
untuk sementara. Adapun hukuman yang keras akan membuat situasi tegang dan
penuh kebencian sehingga sangat membahayakan kepribadian anak. Oleh karena it,
cara ini sangat jarang dilakukan.
Jika penggunaan hukuman akan dilakukan, hal-hal
yang perlu dipertimbangkan antara lain :
- Hukuman digunakan jika tidak ingi membiarkan
suatu tingkah laku berlanjut, misalnya anak yang agresif.
- Hukuman digunakan jika prosedur lain tidak
berhasil;
- Sebaiknya diberikan hukuman ringan yang terbukti
efektif untuk tingkah laku tertentu;dan
- jangan melakukan hukuman dalam keadaan marah.
D. Time out
Time out adalah menghilangkan
kesempatan anak untuk mendapatkan sambutan atau imbalan. Teknik ini dilakukan
dengan cara anak dipindahkan dari tempat di mana tingkah laku yang tidak
dikehendaki terjadi, dan membuat anak melewatkan waktu yang tidak menarik bagi
dirinya. Waktu yang dilewatkan harus diperhitungkan sesuai dengan usia anak
sehingga tidak berlebihan agar ia merasa diperlakukan secara adil. Biasanya,
anak menghentikan tingkah laku yang tidak dikehendaki tersebut. Jika tingkah
laku tersebut diulangi lagi, time out harus diberlakukan kembali.
2. Mengembangkan tingkah laku yang dikehendai
Teknik mengembangkan tingkah laku yang
dikehendaki dilakukan dengn cara memberi ulangan penguatan (reinforcement).
Prinsip yang digunakan adalah memberikan ulangan penguatan menunjuk pada suatu
peningkatan frekuensi respon di mana respon tersebut diikuti oleh konsekuensi
tertentu. Reaksi terhadap satu rangsang akan lebih kuat jika terdapat penguat
pada tingkah lakunya.
Secara bertahap anak akan menyadari
apa yang akan didapatkan jika bertingkah laku sesuai dengan yang diharapkan.
Oleh karena itu, penguat berupa sambutan dengan imbalan dapat dilakukan jika
anak memperlihatkan tingkah laku yang dikehendaki. Dengan cara ini diharapkan
anak semakin prcaya bahwa dirinya akan memperoleh keberhasilan. Hendaknya,
penguat atau hadiah diberikan dengan segera setelah tingkah laku yang
dikehendaki terjadi. Anak dengan gangguan ini cenderung sabar dan implusif
sehingga menunggu terlalu lama akan kurang baik baginya dan akan mengurangi
kemauannya untuk membentuk tingkah laku yang dikehendaki.
Daftar Pustaka
Baihaqi dan Sugiarmin.2006.Memahami dan Membantu Anak
ADHD.Bandung:PT Refika Aditama.
Exceptional Learners:An introduction to special
education,Eleven edition.Boston:Pearson Education.Inc
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
My Blog List
Text Widget
You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "
Recent Comments
Blogger templates
Blogger news
!-end>!-my>
Blog Archive
-
2014
(18)
- Juni(10)
-
Mei(8)
- MAKALAH PENGAMATAN
- Video ini dibuat saat saya kelas 3 SMA, di SMA ...
- Video tentang Kegiatan Jual Beli untuk SD kelas 3...
- Pacor, Kutoarjo, Purworejo, Jawa tengah
- Makalah ADHD (ATTENTION DEFICIT HYPERACTIVITY DIS...
- Dieng, wonosobo
- RPP IPS Kelas 3 SD Semester 2 tentang Jual Beli
- Haloo nama saya Ardi Wibowo. Kamu bisa panggil s...
Pages
Diberdayakan oleh Blogger.
Ads 468x60px
Popular Posts
-
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) IPS KELAS 3 SEMESTER 2 TENTANG KEGIATAN JUAL BELI Disusun Oleh: Ardi Wibowo ...
-
PAPER PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS ADHD ( ATTENTION DEFICIT HYPERACTIVITY DISORDER ) Oleh : Ardi Wibowo ...
-
MAKALAH EVALUASI PEMBELAJARAN INSTRUMEN PENILAIAN NON TES BERBASIS PENGAMATAN Disusun Oleh : Ardi Wibowo ...
-
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMATIK INTEGRATIF KELAS IV Dosen Pengampu: Galih Kusumo,S.Pd.,M.Pd. Di...
-
Haloo nama saya Ardi Wibowo. Kamu bisa panggil saya Ardi. Saya lahir di South Mountain on 17 July 1994. Sekarang saya kuliah di PGSD Unive...
-
Video ini dibuat saat saya kelas 3 SMA, di SMA 4 PURWOREJO. Video ini berjudul "Kartono Juminten". Drama ini bercerita tentang ...
-
Sekarang ini pendidikan di Indonesia sudah menggunakan kurikulum 2013 yang harus menggabungkan beberapa mata pelajaran, oleh karena itu seka...
-
Kalau mau lihat video ini lebih jelas ayoooo download di sini men ...ayo .."Pesan moral"
Social Icons
About Me
- Ardi Wibowo
Followers
Blog Archive
-
▼
2014
(18)
-
▼
Mei
(8)
- MAKALAH PENGAMATAN
- Video ini dibuat saat saya kelas 3 SMA, di SMA ...
- Video tentang Kegiatan Jual Beli untuk SD kelas 3...
- Pacor, Kutoarjo, Purworejo, Jawa tengah
- Makalah ADHD (ATTENTION DEFICIT HYPERACTIVITY DIS...
- Dieng, wonosobo
- RPP IPS Kelas 3 SD Semester 2 tentang Jual Beli
- Haloo nama saya Ardi Wibowo. Kamu bisa panggil s...
-
▼
Mei
(8)
6 komentar:
terima kasih ka ilmunya
Ada referensi buku lain gak mengenai ADHD ?
sama-sama
untuk dhea: maaf saya kurang tau.yg buku expectional learners it lengkap sbnrnya hnya saja mnggunakan bhs inggrs..
Terimakasih atas penyajian makalah ini sangat membantu sekali dlm pembelajaran Sy mengenai pendidikan anak berkebutuhan khusus..sekali lagi sy ucapkan terimakasih atas ilmu yg berharga ini ya...Saudara Ardi Wibowo
Posting Komentar