Makalah ADHD (ATTENTION DEFICIT HYPERACTIVITY DISORDER)


PAPER PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
ADHD
(ATTENTION DEFICIT HYPERACTIVITY DISORDER)


Oleh :

 Ardi Wibowo                                    (121134018)


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
A.               Definisi ADHD
ADHD merupakan kependekan dari Attention Deficit Hyperactivity Disorder atau yang dalam bahasa Indonesia  ADHD berarti gangguan pemusatan pehatian disertai hiperaktif. Sebelumnya ada istilah lain yaitu ADD (Attention Deficit Disorder) atau ada yang menulis dengan ADD/H. Maksud dari setiap penulisan istilah tersebut sebenarnya sama. Dalam bahasa Indonesia ditulis menjadi GPP/H (Gangguan Pemusatan Perhatian dengan/tanpa Hiperaktif). Istilah ini memberikan gambaran tentang suatu kondisi medis yang disahkan secara internasional mencakup disfungsi otak, di mana individu mengalami kesulitan dalam mengendalikan impuls, menghambat perilaku, dan tidak medukung rentang perhatian mereka. Secara umum ADHD menjelaskan kondisi yang memperlihatkan ciri kurang konsentrasi, hiperaktif, dan implusif yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan sebagian besar aktivitas mereka. ADHD merupakan suatu gangguan kronis (menahun) yang dapat dimulai pada masa bayi dan dapat berlanjut sampai dengan dewasa.
Ciri-ciri utama:
·                     Rentang perhatian yang kurang
·                     Impulsivitas yang berlebihan, dan
·                     Adanya hiperaktivitas
Gejala-gejala ‘rentang perhatian yang kurang’ meliputi:
·                     Gerakan yang kacau
·                     Cepat lupa
·                     Mudah bingung
·                     Kesulitan dalam mencurahkan perhatian terhadap tugas-tugas atau kegiatan bermain
Gejala-gejala ‘impulsivitas’ dan ‘perilaku hiperaktif’ meliputi:
·                     Emosi gelisah
·                     Mengalami kesulitan bermain dengan tenang
·                     Mengganggu anak lain
·                     Selalu bergerak
Anak usia sekolah di Amerika Serikat mengalami ADHD dengan rasio 3-5:1 (anak laki-laki:anak perempuan). Dalam penelitian yang dilakukan oleh Brento pada tahun 1999 (dalam MIF Baihaqi dan M. Sugiarmin) juga menyebutkan bahwa ADHD lebih banyak dialami oleh anak laki-laki dibandingkan dengan anak perempuan.


B.               Karakteristik ADHD
Kriteria ADHD dari DSM IV (1994)
Berikut ini kriteria ADHD berdasar Diagnostic Statistical Manual.
A1. KURANG PERHATIAN
           Pada kriteria ini penderita ADHD paling sedikit mengalami 6 atau lebih dari gejala-gejala berikutnya, dan berlangsung paling sedikit 6 bulan,
1.  Seringkali gagal memperhatikan baik-baik terhadap sesuatu yang detail atau membuat kesalahan yang sembrono dalam pekerjaan sekolah dan kegiatan-kegiatan lainnya.
2.  Seringkali mengalami kesulitan memusatkan perhatian terhadap tugas-tugas atau kegiatan bermain
3.  Seringkali tidak mendengarkan jika diajak bicara secara langsung
4.  Seringkali tidak mengikuti instruksi dan gagal dalam menyelesaikan pekerjaan sekolah (bukan disebbkan karena perilaku melawan atau kegagalan untuk mengerti instruksi)
5.  Seringkali mengalami kesulitan dalam menjalankan tugas dan kegiatan
6.  Seringkali kehilangan barang/benda penting untuk tugas-tugas dan kegiatan, misalnya kehilangan permanan;kehilangan tugas sekolah;kehilangan pensil, buku, dan alat tulis lain.
7.  Sering menghindari, tidak menyukai atau enggan untuk melaksanakan tugas-tugas yang membutuhkan usaha mental ang ddukung, seperti menyelesaikan pekerjaan sekolah atau pekerjaan rumah
8.  Seringkali bingung/terganggu oleh rangsangan dari luar
9.  Seringkali lekas lupa dalam menyelesaikan kegiatan sehari-hari

A2.HIPERKAKTIFITAS IMPULSIFITAS
            Paling sedikit 6 atau lebih gejala-gejala hiperaktivitas impulsifitas berikutnya bertahan selama paling sedikit 6 bulan sampai dengan tingkatan yang maladaptif dan dengan tingkat perkembangan.
Hiperaktivitas
1. Seringkali gelisah dengan tangan atau kaki mereka, dan sering menggeliat di kursi,
2. Sering meninggalkan tempat duduk di dalam kelas atau dalam situasi lainnya di mana diharapkan agar anak tetap duduk,
3. Sering berlarian atau naik-naik secara berlebihan dalam situasi dimana hal ini tidak tepat.
4. Sering mengalami kesulitan dalam bermain atau terlibat dalam kegiatan senggang secara tenang,
5. Sering 'bergerak' atau bertindak seolah-olah dikendalikan oleh motor, dan
6. Sering berbicara berlebihan.
Implusifitas
a. Mereka sering memberi jawaban sebelum pertanyaan selesai.
b. Mereka sering mengalami kesulitan menanti giliran.
c. Mereka sering menginterupsi atau mengganggu orang lain, misalnya memotong pembicaraan atau permainan.

B. Beberapa gejala hiperaktivitas impulsifitas atau kurang perhatian yang menyebabkan gangguan muncul sebelum anak berusia 7 tahun.
C. Ada suatu gangguan di satu atau lebih situasi.
D. Harus ada gangguan yang secara klinis, signifikan dalam fungsi sosial, akademik, atau pekerjaan.
E. Gejala terjadi karena bukan gangguan zkizofrenia, psikotik atau gangguan mental

C.               Penyebab ADHD
ADHD tidak dapat diidentifikasi secara fisik dengan X-ray atau laboratorium.ADHD hanya dapat dilihat dari perilaku yang sangat kentara pada diri anak ADHD. Mengapa demikian? Karena ADHD adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan beberapa pola perilaku yang sulit dibedakan di antara anak-anak yang kelak suatu hari ditemukan perbedaan beserta penyebabya.
Sebuah laporan yang ditulis pada 1987 daam kongres Amerika Serikat yang disebabkan oleh Inter-Agency of Learning Disabilities menerangkan, bahwa sebab-sebab ADHD ada kaitannya dengan gangguan fungsi neurologis khususnya gangguan di dalam otak yang mencakup aspek neurologis dari nerotransnitter. Sayangnya, para peneliti kurang mengerti dengan jelas mekanisme khusus mengenai bahan kimia neurotransmitter ini. Ternyata neurotransmitter dapat mempengaruhi perhatian, pengendalian impuls, dan tingkat aktivitas anak.
Berbagai virus, zat-zat kimia berbahaya yang banyak dijumpai di lingkungan sekitar, maupun di luar rumah dalam bentuk limbah pabrik, faktor genetika dari salah satu orang tua atau genetika kedua orang tua, masalah selama kehamilan ibu pada saat kelahiran, atau apa saja yang dapat menimbulkan kerusakan perkembangan otak berperan penting sebagai faktor penyebab ADHD.
Seperti ibu-ibu merokok, minum-minuman beralkohol, atau mengonsumsi obat-obatan yang tidak tepat selama kehamilan dapat menimbulkan dampak negatif pada bayi yang sedang dikandungnya. Hal ini didukung oleh penemuan yang menyatakan, bahwa ada keterkaitan antara merokok selama kehamilan dan ADHD (Kotimaa,dkk.,2003;Linnet,dkk.,2003). Pemakaian yang berlebihan terhadap alkohol sebelum melahirkan dapat juga berdampak pada inatensi, hiperaktif, impulsivitas, serta keterhambatan dalam pembelajaran dan perilaku (Mick, Biderman, Faraone, Sayer, dan Kleinman,2002).
Ada juga bukti yang menyatakan, bahwa ibu dari anak-anak ADHD ternyata menggunakan alkohol, rokok, dan obat-obatan yang berlebihan dibandingkan orang tua yang terkontrol hidupnya meskipun ketika mereka sedang tidak hamil (Mick,dkk.,2002). Kerap kali, penggunaan obat-obatan terlarang oleh orang tua dikaitkan dengan ingkungan rumah yang semrawut, baik sebelummelahirkan maupun sesudah. Dengan demikian, sulit bagi si pengguna, khususnya ibu hamil untk melepaskan pengaruh kekerasan yang diakibatkan obat-obatan terlarang dan faktor lain. Penggunaan obat-obatan lain selama kehamilan, seperti kokain an ganja dapat mempengaruhi perkembangan normal otak dan mengakibatkan kemungkinan yang sangat besar untuk terjadinya ADHD ataupun ganguan lain(Weissman,dkk.,1999).
ADHD disebabkan oleh berbagai macam faktor. Faktor yang berpengaruh teradap ADHD, yaitu faktor genetika, neurobiologis, diet, alergi, dan zat timah.
1. Faktor genetik
Beberapa bukti penelitian menyatakan, bahwa faktor genetika adalah faktor penting dalam memunculkan perilaku ADHD (Kuntsi dan Stevenson,2000;Tannock,1998)
l  ADHD terjadi dalam keluarga
Satu Pertiga dari anggota keluarga anak ADHD memiliki gangguan (Farone,dkk.,2000;Smalley,dkk.,2000). Jadi, jika orang tua mengidap ADHD, anak-anaknya memiliki resiko ADHD sebesar 60% (Biederman,dkk.,1995).
l  Studi pada anak adopsi
Angka ADHD mendekati tiga kali lebih banyak terjadi pada keturunan langsung daripada adopsi (Sprich, Biederman, Crawford, Mundy, dan France, 2000).
l  Studi pada anak kembar
Pada anak kembar, jika salah satu anak, yaitu sekitar 70-80% mengidap ADHD (Levy dan Hay,2001;Thapar,2003).
l  Studi gen khusus
Analisis molekul genetika menyatakan, bahwa gen-gen tertentu dapat menyebabkan ADHD pada anak (Faraone,dkk.,1992). Utamanya adalah gen-gen dalam sistem dopaminergik dan adrenergik dengan dua alasan. Pertama, struktur otak pada anak ADHD penuh dengan innervasi dopamin. Kedua, terapi medis yang meredakan simtom-simtom ADHD. Pada dasarnya, terapi ini bertujuan menghentikan saluran dopmain (DAT1), reseptor pada neuron pre-sinaptik berperan sebagai pengurai dopmain yang menyebabkan peningkatan kekuatan dopmain dalam sinaptik. Karena organ-organ resptor diarahkan oleh gen-gen ini, gen pembawa atau penerima dopamin adalah pelaku yag paling berpeluang melakukan semua itu. Hingga saat ini, beberapa penemuan mengenai keterkaitan antara gen pembawa dopmain dan ADHD telah digabung (Cook,dkk.,Gill, Daly, Heron, Hawi, dan Fitzgerald, 1997).
2. Faktor neurobiologis
Dalam beberapa penemuan tentang neurobiologis, terdapat kesamaan ciri dengan anak yang mengalami ADHD dengan kerusakan fungsi lobus prefrontl. Melalui MRI (pemeriksaan otak dengan teknologi tinggi) menunjukan ada ketidaknormalan pada bagian otak depan. Bagian ini meliputi korteks prefrontal yang saling berhubungan dengan bagian dalam bawah korteks serebal secara kolektif dikenal sebagai basal ganglia. Bagian otak ini berhubungan dengan atensi, fungsi eksekutif, penundaan respon, dan organisai respon. Kerusakan-kerusakan daerah ini memunculkan ciri-ciri serupa dengan ciri-ciri pada ADHD. Informasi lain bahwa anak ADHD mempunyai korteks prefrontal lebih baik dibanding anak tidak ADHD.

D.               Tipe ADHD
Sekarang ini anak ADHD dibedakan ke dalam tiga tipe. Pertama, Tipe ADHD gabungan,. Kedua tipe ADHD kurang memperhatikan dan hiperaktif implusif. Ketiga, tipe ADHD hiperaktif implusif.
1. Tipe ADHD gabungan
Untuk megetahui ADHD tipe ini, dapat dideteksi oleh adanya paling sedikit 6 diantara 9 kriteria untuk perhatian, ditambah paling sedikit 6 di antara 9 kriteria untuk hiperaktivitas implusifitas. Munculnya enam gejala tersebut berkali-kali sampai dengan tingkat yang signifikan disertai adanya beberapa bukti, antara lan sebagai berikut.
1)        Gejala-gejala tersebut tampak sebelum anak mencapai usia 7 tahun.
2)        Gejala-gejala diwujudkan pada paling sedikit dua setting yang berbeda.
3)        Gejala yang muncul menyebabkan hambatan yang signifikan dalam kemampuan   akademik.
4)        Gangguan ini tidak dapat dijelaskan dengan lebih baik oleh kondisi psikologi atau psikiatri lainnya.
2. Tipe ADHD kurang memerhatikan dan Tipe ADHD hiperaktif implusif
Untuk mengetahui ADHD tipe ini, dapat didiagnosis oleh adanya paling sedikit 6 di antara 9 gejala untuk 'perhatian' dan mengakui bahwa individu-individu tertentu mengalami sikap kurang memerhatikan yang mendalam tanpa hiperaktivitas / implusifitas. Hal ini merupakan salah satu alasan mengapa dalam beberapa buku teks, kita menemukan ADHD ditulis dengan garis -AD/HD. Hal ini membedakan bahwa 'ADHD kurang memerhatikan dari jenis ketiga yang dikenal dengan tipe hiperaktif implusif.
3. Tipe ADHD hiperaktif implusif
Tipe ketiga ini menuntut sedikit 6 di antara 9 gejala yang terdaftar pada bagian hiperaktif implufisitas. Tipe 'ADHD kurang memperhatikan' ini mengacu pada anak-anak yang mengalami kesulitan lebih besar dengan memori (ingatan) mereka dan kecepatan motor perseptual(persepsi gerak), cenerung untuk melamun, dan kerap kali menyendiri secara sosial.

E.               Pendampingan Anak ADHD
Karena anak ADHD ini merupakan anak yang berbeda dari yang lain, dengan ini dibutuhkan sebuah pendampingan dan ketangguhan orang tua dan guru di sekolah untuk memahami, membaca, dan terus mempelajari perkembangan anak, serta selanjutnya menyikapi dan mengembangkan aspek-aspek kelebihan anak.
 Sebagai orang tua yang setiap harinya pasti akan selalu bertemu dan bersama anaknya, hal yang harus dilakukan untuk mendampingi anaknya yang menderita ADHD ini yaitu dengan :
1. Bersikap Sabar
Sikap yang paling menentukan dalam menghadapi anak berkebutuhan khusus adalah sabar. Mudah memang mengucapkannya, namun tidak semua orang mampu menguasainya. Dalam masalah psikologi, sabar adalah modal utama dalam mengasuh anak berkebutuhan khusus, termasuk ADHD. Selain itu juga, kita harus pandai menyikapi tingkah laku yang menyimpang dari anak tersebut untuk selanjutnya kita arahkan pada hal yang positif.
2. Bersikap Jeli
Orang tua harus jeli menyikapi perilaku-perilaku yang menyimpang karena anak berkebutuhan khusus hanya mapu melakukan tanpa memikirkan akibatnya. Jika orang tua jeli, semua yang diutarakan dan dilakukannya adalah suatu ungkapan dan keinginan untuk kesenangan.
3. Bersikap Kreatif
Misalnya untuk melatih konsentrasinya, orang tua bisa memebelikan manik-manik dengan ukuran besar. Dan orang tua memberikan sebuah contoh dalam pembuatan tasbih, hal ini akan membat anak melakukan membuat tasbih.
4. Bersikap Tanggap
Hal penting lainnya adalah tanggap terhadap keinginan, ungkapan, atau perilaku anak. Sifat anak berkebutuhan khusus rata-rata cepat meniru, terutama penyimpangan-penyimpangan, walaupun hanya melihat atau mendengar sekilas.

Selain pendampingan yang dilakukan oleh orang tua di rumah. Di sekolah, guru juga harus melakukan pendampingan untuk mengatasi anak ADHD seperti :
1. Menghilangkan atau mengurangi tingkah laku yang tidak dikehendaki
Contoh tingkah laku yang tidak dikehendaki adalah seorang anak keluar tempat duduk sembarang waktu, melempar-lempar pensil teman ke jendela, berjalan-jalan di kelas, berteriak-teriak di kelas, dan sebagainya. Di sini guru harus bisa mencari alasan mengapa anak melakukan tingkah laku yang tidak dikehendaki. Beberapa alasannya adalah anak membutuhkan perhatian, merasa bosan, keinginan bergerak, ingin mengetahui sesuatu, ingin bebas dari udara apek, dan sebagainya.
Langkah pertama adalah menghilangkan alasan-alasan tersebut dengan cara memberikan perhatian, mengubah kegiatan, atau membuka jendela kelas. Jika teknik ini tidak memberikan hasil yang tidak diharapkan, pilihlah teknik lain yang paling tepat dari teknik-teknik berikut ini.
A. Ekstingsi (extinctio)
Suatu tingkah laku cenderung akan diulangi jika mendapat respon. Oleh karena itu, jika tingkah laku tersebut tidak dikehendaki jangan direspon sampai anak menghentikannya. Contohnya anak yang mengganggu dan tetap diabaikan kaang-kadang ia bosan atas tingkah lakunya atau sadar karena guru dan teman-temannya tidak terpancing, kemudan dia akan berhenti bertingkah laku mengangu.
B. Setiasi (Satiation)
Setiasi berupaya menghilangkan alasan yang menghasilkan tingkah laku yang tidak dikehendaki. Misalnya, dengan memberikan perhatian sebelum anak menuntut perhatian, segera mengalihkan kegiatan pada kegiatan lain sebelum bosan. Contohnya, anak yang suka berteriak-berteriak di kelas, mintalah anak tersebut untuk berteriak terus.
C. Pemberian hukuman
Pemberian hukuman, terutama hukuman fisik hanya akan  mengurangi perilaku untuk sementara. Adapun hukuman yang keras akan membuat situasi tegang dan penuh kebencian sehingga sangat membahayakan kepribadian anak. Oleh karena it, cara ini sangat jarang dilakukan.
Jika penggunaan hukuman akan dilakukan, hal-hal yang perlu dipertimbangkan antara lain :
- Hukuman digunakan jika tidak ingi membiarkan suatu tingkah laku berlanjut, misalnya anak yang agresif.
- Hukuman digunakan jika prosedur lain tidak berhasil;
- Sebaiknya diberikan hukuman ringan yang terbukti efektif untuk tingkah laku tertentu;dan
- jangan melakukan hukuman dalam keadaan marah.
D. Time out
Time out adalah menghilangkan kesempatan anak untuk mendapatkan sambutan atau imbalan. Teknik ini dilakukan dengan cara anak dipindahkan dari tempat di mana tingkah laku yang tidak dikehendaki terjadi, dan membuat anak melewatkan waktu yang tidak menarik bagi dirinya. Waktu yang dilewatkan harus diperhitungkan sesuai dengan usia anak sehingga tidak berlebihan agar ia merasa diperlakukan secara adil. Biasanya, anak menghentikan tingkah laku yang tidak dikehendaki tersebut. Jika tingkah laku tersebut diulangi lagi, time out harus diberlakukan kembali.
2. Mengembangkan tingkah laku yang dikehendai
Teknik mengembangkan tingkah laku yang dikehendaki dilakukan dengn cara memberi ulangan penguatan (reinforcement). Prinsip yang digunakan adalah memberikan ulangan penguatan menunjuk pada suatu peningkatan frekuensi respon di mana respon tersebut diikuti oleh konsekuensi tertentu. Reaksi terhadap satu rangsang akan lebih kuat jika terdapat penguat pada tingkah lakunya.
Secara bertahap anak akan menyadari apa yang akan didapatkan jika bertingkah laku sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu, penguat berupa sambutan dengan imbalan dapat dilakukan jika anak memperlihatkan tingkah laku yang dikehendaki. Dengan cara ini diharapkan anak semakin prcaya bahwa dirinya akan memperoleh keberhasilan. Hendaknya, penguat atau hadiah diberikan dengan segera setelah tingkah laku yang dikehendaki terjadi. Anak dengan gangguan ini cenderung sabar dan implusif sehingga menunggu terlalu lama akan kurang baik baginya dan akan mengurangi kemauannya untuk membentuk tingkah laku yang dikehendaki.
Daftar Pustaka
Baihaqi dan Sugiarmin.2006.Memahami dan Membantu Anak ADHD.Bandung:PT Refika Aditama.
Exceptional Learners:An introduction to special education,Eleven edition.Boston:Pearson Education.Inc

6 komentar:

Unknown mengatakan...

terima kasih ka ilmunya

Himawari mengatakan...

Ada referensi buku lain gak mengenai ADHD ?

Ardi Wibowo mengatakan...

sama-sama

Ardi Wibowo mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Ardi Wibowo mengatakan...

untuk dhea: maaf saya kurang tau.yg buku expectional learners it lengkap sbnrnya hnya saja mnggunakan bhs inggrs..

Unknown mengatakan...

Terimakasih atas penyajian makalah ini sangat membantu sekali dlm pembelajaran Sy mengenai pendidikan anak berkebutuhan khusus..sekali lagi sy ucapkan terimakasih atas ilmu yg berharga ini ya...Saudara Ardi Wibowo

Posting Komentar

My Blog List

Text Widget

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Recent Comments

Blogger templates

Blogger news

Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Ads 468x60px

Popular Posts

Social Icons

About Me

Followers

Featured Posts